Kita banyak mendengar bermacam kecerdasan pada manusia, yang paling sering terdengar adalah Intelligence Quotient (IQ). Selama ini IQ seringkali dianggap sebagai faktor yang mempengaruhi kesuksesan seseorang, Ternyata berdasarkan banyak penelitian, IQ saja tidak cukup, Emotional Intelligence (EI) ditemukan turut berperan dalam mencapai kesuksesan dalam pekerjaan dan hidup. IQ membantu untuk menangkap, memproses informasi baru dari sekitar, dan memecahkan permasalahan. Sedangkan EI memungkinkan kita menjadi lebih kreatif dalam menggunakan emosi kita untuk menyelesaikan masalah dengan merasakan, mengekspresikan, mengolah, menyesuaikan diri dan emosi orang lain. Dengan demikian IQ dan EI saling melengkapi untuk mengoptimalkan kemampuan dalam diri dan mengatasi stres dalam kehidupan.
Pengertian dari kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi diri dan dalam hubungan dengan orang lain (Golman, 1995). Menurut berbagai penelitian kecerdasan emosi membantu mengatasi stress dan emosi yang dirasakan, membantu mengelola performansi maupun kompleksitas di sekolah maupun tempat kerja, meningkatkan motivasi, meningkatkan imunitas, menjaga kesehatan mental, dan meningkatkan hubungan dengan orang lain.
Ciri-ciri seseorang yang memiliki kecerdasan emosi adalah mampu mengenali emosi dalam diri, mampu mengelola emosi dengan cara yang sehat, mampu memahami emosi orang lain, mampu membangun, menjaga, dan mengembangkan relasi social dengan orang lain. Lalu, bagaimana cara kita meningkatkan kecerdasan emosi?
Pengertian dari kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi diri dan dalam hubungan dengan orang lain (Golman, 1995). Menurut berbagai penelitian kecerdasan emosi membantu mengatasi stress dan emosi yang dirasakan, membantu mengelola performansi maupun kompleksitas di sekolah maupun tempat kerja, meningkatkan motivasi, meningkatkan imunitas, menjaga kesehatan mental, dan meningkatkan hubungan dengan orang lain.
Ciri-ciri seseorang yang memiliki kecerdasan emosi adalah mampu mengenali emosi dalam diri, mampu mengelola emosi dengan cara yang sehat, mampu memahami emosi orang lain, mampu membangun, menjaga, dan mengembangkan relasi social dengan orang lain. Lalu, bagaimana cara kita meningkatkan kecerdasan emosi?
Berikut adalah cara-cara untuk mulai meningkatkan kecerdasan emosi yaitu:
- Mengenali emosi dalam diri dan perilaku yang timbul.
- Emosi apa yang kurasakan?
- Situasi apa yang menyebabkan timbulnya emosi tersebut?
- Respon atau perilaku apa yang muncul menanggapi situasi tersebut?
- Apakah saya bisa menunda atau mengendalikan respon atau perilaku tersebut?
Strategi untuk mengelola emosi negative seperti meditasi, melakukan hobi, berpikir positif, mengelola ekspektasi, berbagi perasaan dengan orang lain, maupun meminta bantuan profesional.
- Mengenali dan memahami emosi orang lain
4. Membangun, menjaga, dan mengembangkan hubungan sosial
Dengan aktif mengikuti kegiatan sosial, kerja kelompok, dll
Mengasah kecerdasan emosi akan berlangsung selama perjalanan hidup kita, maka jika kecerdasan emosi kita meningkat maka kita akan lebih mampu mengatasi berbagai permasalahan yang muncul dalam kehidupan kita.
Referensi:
Balluerka, N., Aritzeta, A., Gorostiaga, A., Gartzia, L., Alonso, I., &Haranburu, M.(2016). Classroom emotional intelligence and its relationship with school performance. European Journal of Education and Psychology, 9, 1-8.
Cazan, A., &Natasa, L.E. (2015). Emotional intelligence, satisfaction with life and burnout among university students. Journal Social and Behavioral Sciences, 180, 1574-1578
Damayanti, P., & Haryanto. (2017). Kecerdasan Emosional dan kualitas hubuangan persahabatan. Jurnal Psikologi UGM, 3, 86-97.
Goleman, D. (1995). Emotional intelligence: why it can matter more than IQ. London: Bloombury.
Salovey, P., & Mayer, J. D. (1990).Emotional intelligence. Imagination, Cognition and Personality, 9, 185–211.
Referensi:
Balluerka, N., Aritzeta, A., Gorostiaga, A., Gartzia, L., Alonso, I., &Haranburu, M.(2016). Classroom emotional intelligence and its relationship with school performance. European Journal of Education and Psychology, 9, 1-8.
Cazan, A., &Natasa, L.E. (2015). Emotional intelligence, satisfaction with life and burnout among university students. Journal Social and Behavioral Sciences, 180, 1574-1578
Damayanti, P., & Haryanto. (2017). Kecerdasan Emosional dan kualitas hubuangan persahabatan. Jurnal Psikologi UGM, 3, 86-97.
Goleman, D. (1995). Emotional intelligence: why it can matter more than IQ. London: Bloombury.
Salovey, P., & Mayer, J. D. (1990).Emotional intelligence. Imagination, Cognition and Personality, 9, 185–211.